Senin, 22 Agustus 2011

Apakah Semua Salahku?? *cerpen jaman dulu*

Diposting oleh thewins di 22.44


Apakah Semua Salahku??


Hari ini langit di suatu pantai di daerah Banten begitu cerah tetapi tidak secerah hati Intan, seorang murid SMA Negeri 1 Serang yang sedang sedih akibat kemarahan teman dekatnya.
“Ya Allah, kenapa engkau memberiku ujian seperti ini. Kenapa aku harus dijauhi oleh teman-teman aku. Kenapa Ya Allah??? Dan kenapa semua menyalahkan aku??? APAKAH SEMUA SALAHKU???” kata Intan sambil menangis di samping pohon kelapa yang berada di pantai.
Namun ketika ia sedang melamun sambil menangis sendirian di tempat itu, ada seseorang yang menepuk bahunya dan duduk di sampingnya yang membuat dirinya kaget setengah mati.
“Andri!!!” kata Intan yang masih sedikit kaget dan dengan tak sadar ia langsung memeluk laki-laki itu.
“Dri, aku sedih. Nita marah sama aku, Bila marah sama aku, Ka Adit juga marah sama aku. Aku nggak mau mereka marah sama aku, aku harus gimana Dri???”Tanya Intan sambil tetap memeluk Andri.
“Tan, kamu sekarang udah nangisnya!! Jangan nangis lagi! Aku nggak mau lihat kamu nangis kayak gini,, gimana aku bisa Bantu kamu kalau kamu lagi nangis! Kamu harus jelasin dulu sama aku kenapa mereka bisa marah sama kamu.”ujar Andri sambil melepas pelukan Intan yang membuat dia sedikit susah bernapas.
“Dri, kamu tau kan kalau Nita tuh mantan Ka Adit??”
“Iya aku tau, yang kelas XII IPA 6 kan??”
“Iya, dia sekarang udah tau kalau Ka Adit jadian sama Bila. Dia marah sama aku gara-gara aku nggak ngasih tau dia sejak awal. Tapi kan sebenarnya aku juga nggak berniat bohongin dia, aku Cuma nggak ingin dia sakit hati.” tutur Intan sambil menangis dan memukul-mukul dada Andri.
“Ya udah, kamu sekarang jangan nangis lagi,, terus Bila marah sama kamu gara-gara apa??”
“Dia marah sama aku gara-gara dia dilabrak sama Nita dan dia nyangka kalau yang membocorkan rahasianya itu aku. Padahal, aku nggak bilang apa-apa sama Nita. Malahan, aku selalu menghindar dari Nita. Aku mencoba menyibukan aktivitas supaya aku nggak ketemu Nita. Kak Adit juga malah ikut-ikutan kayak Bila. Dia marah-marah. Pokoknya aku nggak mau ketemu mereka.”
“Kamu marah sama mereka, It’s okay tapi kamu nggak boleh ngehindar dari mereka. Itu sama aja dengan kamu melarikan diri dari masalah itu. Kamu mau masalah itu selesai kan???”
“Ya iyalah,,aku dah pusing sejak mereka jadian dan aku nggak mau masalah ini terus membuat aku pusing berlarut-larut.”
“Ok kalau gitu kamu harus menghadapi mereka.”
“Tapi Dri, aku nggak bisa.”
“Kamu harus bisa,, tenang aja kan ada aku. Aku pasti bantuin kamu.”
“Makasih ya,, kamu dah mau bantu aku..”
“Sama-sama, Tan!!! Ya udah kita pulang yuk?!!”
“Yuk, tapi pulang pakai apa?? Uang Intan kan abis dipakai ongkos kesini, dompet Intan juga ketinggalan di kelas.”tutur Intan dengan malu.
“Tuh,,” tunjuk Andri ke motor Kawasaki Ninja Hitam miliknya.
“Eh iya,,,”
“Ya udah kita pulang yuk?!”
“……”
“Apalagi sih Tan?!”
“Aku laper Dri,,”
“Ya udah kalau laper kita mampir dulu ke tempat biasa ya?!”
“Iya,,,”ucap Intan dengan manjanya.
       Kemudian mereka berjalan menghampiri motor milik Andri.
“Tan, kamu aku bonceng ya?!”
“Iya, tapi ko kamu tumben banget bawa motor, biasanya kan bawa mobil. Dan ini motor siapa sih?? Ko bagus banget?!”
“Ya motor akulah, masa motor orang lain.”
“Oh motor kamu ya, ko aku baru tau sih kamu punya motor gede kayak gini.”
“Ini hadiah dari Papa dan bukannya kamu pengen punya cowok yang bawa motor kayak gini ??”
“Iya,, tapi bukan kamu orangnya…”
“Kok bukan aku sih?? tapi aku termasuk calonnya kan?! Aku kan suka kamu, Tan?!” Tanya Andri dengan nakal tapi sebenarnya serius.
“Nggak tau ya,, mungkin nggak akan?!”
“Kenapa??????”
“Karena kamu sahabat kecilku,,”
“Oh gitu ya,,ya udah naik,,” ucap Andri sambil menarik tangan kecil Intan.
       Di perjalanan, Intan terus memegang pinggang Andri dengan erat.
“Tan, kamu kenapa sih?? Megangnya ko erat banget??!!!”
“Dri, Tan takut!!!”
“Takut kenapa Tan????”
“Tan, takut dibonceng…”
“Hah,,takut dibonceng???”
“Tan nggak pernah naik motor sama cowok,,selain sama Ka Adit, dan itu juga cuma sekali dan ngga kenceng gini.”
“Berarti,, aku cowok pertama yang bonceng kamu sekenceng ini dong?” ucap Andri sambil menambah kecepatan motornya yang membuat Intan semakin takut.
“Dri,,, berhenti!!!!”
“Kenapa Tan???”
“Kamu sengaja ya??!!”
“Maaf Tan.. Ya udah,, aku ngga akan kenceng-kenceng ko?!”
       Sebelum pulang ke rumah, motor mereka berhenti di warung baso “Mas Edi” yang ternyata itu adalah tempat makan favorit mereka.
“Ko berhenti sih Dri???”tanya Intan
“Katanya kamu lapar,,ya udah kita makan dulu?!”
“Kamu tau aja sih,,” sambil bertingkah manja kepada Andri.
“Ya iyalah masa ya iya dong… ya udah kita masuk..”
       Kemudian mereka memesan makanan dan sambil menunggu pesanannya datang mereka mengobrol dengan riangnya.
“Eh iya Dri,, aku mau nanya.. Kenapa kamu tau aku ada disana???”
“Dimana???”
“Ya tadi,, tempat tadi..”
“Oh itu,, aku tuh udah cari kamu kemana-mana.. di sekolah,, di rumah,, tapi kamu ngga ada.. Ya udah aku cari kamu kesana aja.. Karena aku tau tiap kali kamu ada masalah pasti kamu kesana.”
“Apa?? kamu ke rumah??”
“Iya,, tadi aku ke rumah sambil nganterin tas kamu. Dan aku  nanya sama pembantu kamu,, apa kamu udah pulang?? tapi pembantu kamu bilang,, kamu belum pulang dan sedikit heran lihat aku bawa tas kamu.”
“selain bibi,, di rumah ada siapa???”
“Ngga ada siapa-siapa kayaknya, sepi banget.,, ya udah kita makan aza dulu tuh pesanannya udah datang!” sambil menunjuk makanan yang datang.
“Iya,, Dri,, makasih ya atas perhatian kamu selama ini.. Kalau ngga ada kamu,, aku ngga tau bakal gimana?! Kamu temen satu-satunya yang bisa ngertiin aku…”
Andri hanya mengangguk.. Kemudian mereka mulai menyantap makanan itu. setelah selesai mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah intan. dan akhirnya tiba di rumah yang berwarna biru muda. rumah yang berlantai dua tapi terlihat sederhana dan nyaman.
“Dri, mampir dulu ya!! Mama pasti kangen sama kamu, mama kan udah lama ngga lihat kamu..”
“Ngga ah udah sore.. Lagian besok-besok kan bisa. Aku nitip salam aza buat Tante.”
“Ya udah kalau gitu, sampai ketemu besok ya!!”
“Iya,, ya udah aku pulang!!!”
“Hati-hati di jalan ya!!!”
Andri mengangguk sambil menjalankan motornya. Dan Intan melihatnya dari belakang sampai Andi menghilang di pelupuk mata. Kemudian Intan masuk ke rumah.
“Assalamualaikum.”ucap Intan sambil membuka pintu rumah.
“Waalaikumsalam.” jawab mamanya yang kebetulan sedang duduk di ruang tamu.
“Ma, ko tumben ada di ruang tamu, biasanya kan di taman belakang.”
“Iya, mama nungguin kamu. Abis kata bibi kamu ngga ada. Kamu dari mana sih??”
“Tan, abis dari pantai ma,, sama Andri.”
“Andri?? Anaknya Om Krisna kan??”
“Iya,, anaknya Om Krisna. Semester lalu dia pindah kesini dan satu sekolah sama aku.” “Oh iya tadi dia nitip salam buat Mama!!”
“Tan, ko kamu ngga nyuruh dia mampir sih??”
“Udah ko Ma!! Cuma katanya udah sore jadi dia mau pulang aza.”
“Ya udah, kapan-kapan ajak dia kesini ya!!”
“Oke, Ma!! Ma,, aku ke kamar dulu ya!!”sambil meninggalkan Mamanya yang masih duduk di kursi ruang tamu. Tapi ketika dia mau menaiki tangga menuju kamarnya, ia dikagetkan oleh suara kakaknya, Adit.
“Tan, kamu kemana aja sih??? Aku jemput kamu ke sekolah tau!! Aku pingin ngomong sama kamu!!”
“Tapi maaf Kak,, Tan sedang ngga mau ngomong sama Kakak.”
“Tapi Tan?!”
“Maaf banget Kak.. Tan capek.. Besok aja nanyanya.” ucap intan sambil meninggalkan Kakaknya di tangga.
Dan sesampainya dia di kamar, dia langsung menghempaskan diri ke tempat tidur dan menangis dengan perihnya. Namun dia tidak menyuarakan tangisnya karena dia tau pasti Mamanya akan khawatir melihat dirinya menangis. Ketika itu,, handphonenya bernyanyi dengan riangnya menyuarakan lagu “Raja Jatuh Cinta” dari Numata. Dan bunyi Handphonenya itu sedikit menghentikan tangis Intan. Dia melihat ada sebuah pesan masuk dan ternyata itu pesan dari Andri.

“ Tan, kamu dah sampe di rumah dengan selamat kan?? Aku juga baru nyampe di rumah nih! Cape deh rasanya?! Kamu dah mandi belum?? Aku mau mandi nih?! Mandi bareng yuk?? He…he….”

Membaca kata terakhir dari pesan itu, muka Intan memerah dan langsung membalas pesan dari Andri itu.

“Ih ngapain mandi bareng, mending mandi sendiri deh?! Dasar OMES???!!!”

Dan 1 jam kemudian, setelah Intan keluar dari kamar mandi dan sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian yang baru, intan melihat handphonenya. dan ternyata ada 5 panggilan tak terjawab dan 3 sms. dan semua dari orang yang sama yaitu ANDRI.

Pesan 1, tertulis:
Lebih baik OMES sama kamu dong daripada sama orang lain. Kamu kan calon pacar aku. N kalau ke orang lain, aku malu, bener ngga?? eh iya diterima ngga aku jadi calon kamu????

 Pesan ke-2:
Tan, gimana tanggapan kamu sama pertanyaan dan pernyataan aku itu????

Pesan ke-3:
Tan, bales dong! Kamu marah ya sama aku??? maaf dech kalau kamu marah sama aku?!

Membaca pesan-pesan itu membuat Intan merasa bersalah dan langsung membalas pesan-pesan itu.
Maaf Dri, aku baru selesai mandi. jdi telat balasnya. Aku udah bilang sama kamu kan,, kalau aku belum mau pacaran dan aku pingin menyelesaikan masalah aku dulu. Kamu ngerti kan???

Tak beberapa lama, handphone Intan bernyanyi lagi. Dan dilayarnya terpampang 1 pesan diterima.
Iya, aku ngerti kok!! aku ngga akan maksa kamu bwt nerima aku jadi pacar kamu.. Ya udah jangan dipikirin ya?! Aku juga pasti akan Bantu kok bwt menyelesaikan masalah kamu itu. J

Membaca pesan itu, hati Intan menjadi tenang dan lega. Dia membentangkan diri di tempat tidurnya dan memikirkan masalah yang sedang menimpanya itu. Namun saking capek dan lelah hati dan raganya, dia tertidur dalam posisi yang kurang baik dengan kaki yang masih menyentuh lantai dan kepala yang tak memakai bantal.
Saat Adit masuk ke kamar Intan, dia merasa kasihan dengan keadaan adiknya itu. Intan terlihat capek dan berat. Kemudian Adit memindahkan Intan ke tempat tidurnya dengan benar dan menyelimutinya. Dan saat menyelimuti Intan, Mamanya datang dan bertanya kepada Adit.
“Dit, kenapa adik kamu???”
“Ngga kenapa-napa ko Ma, Dit Cuma mindahin dia aja.”
“Oh ya udah. kamu makan malam bareng sama mama dan papa ngga???”
“Iya Ma,, bentar lagi.. ma duluan aja, nanti Adit nyusul. Adit masih mau disini.” ucap Adit dengan suara yang berat.
Sepeninggal Mamanya, Adit mendekati Intan. dan melihat wajah adiknya yang bersih namun terlihat berat menanggung beban. Kemudian Adit berbicara sendiri seakan dia sedang berbicara dengan Intan.
“Tan, kamu pasti capek dan berat menanggung beban itu. kalau aja kakak ngga melibatkan kamu pada masalah ini, mungkin kamu ngga akan tersiksa begini. Maafin kakak Tan?! Kakak ngga bermaksud buat ngelibatin kamu, ngga bermaksud buat kamu susah. Maafin Kakak?!!!” ucap Adit sambil menangis karena sedihnya.
Kemudian adit melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Dan dia melihat mama dan papanya sudah melahap makanan terlebih dulu. Setelah selesai makan, Adit pergi ke kamarnya dan menguncinya samapai pagi tiba.
L L L
Keesokan harinya, ketika semua anggota keluarga Intan sedang sarapan pagi, bel di rumah intan berbunyi.
“Tan, bukain pintunya tuh ada tamu.”
“Ngga mau ah ma,, kan ada bibi.”
“Intan,, bibi sedang kerja di belakang. Jadi Intan harus bukain pintu.”
“Iya.”
Dengan sedikit kesal, Intan membuka pintu dan menemukan wajah orang yang dikenalnya dengan baik.
“Kamu?!! mau apa sih kesini pagi-pagi. ganggu orang aja…”
“Katanya kemarin aku di suruh kesini, kok sekarang dilarang sih???”
“Tapi kan ngga sepagi ini kali …”
Intan belum selesai berbicara, Andri sudah masuk dan menyapa semua di keluarga itu.
“Pagi semua, pagi Tante, pagi Om, pagi Dit.!!!”
“Andri!!!”
“Iya, ini Andri.”
“ya ampun, kamu udah segede ini ya. Tante ngga nyangka kamu bakal secakep ini.”
“Mama kok bilangnya gitu, Adit jadi kesindiran nih Ma?!? Nanti posisi Adit ke geser dong sama si Andri ini.”
Mendengar perkataan Adit, semua tertawa dengan terbahak-bahak.
“Kamu ada-ada aja deh, Dit..”
“Bener kan Pa. Bisa-bisa aku posisi aku tergeser sama dia.” tunjuk Adit kepada Andri.
“Tenang Dit, gue ngga akan ngeser loe kok.”
“Eh iya Dri,, kamu kesini mau ngapain nih???”potong Intan.
“Mau ngejemput tuan puteri. Boleh kan Tante kalau aku jemput Tuan Puteri??”
“Boleh kok, apa kamu ngga repot nih??”
“Ngga kok tan,, daripada aku ngga ada temen buat pergi, mending sama Intan kan?? Tan, kamu udah selesai belum makannya???” Tanya Andri ke Intan.
“ Udah ko,, ya udah aku ngambil tas dulu ya?!”
“Tunggu…tunggu… Terus aku gimana?? aku berangkat sama siapa Ma???”
“Berangkat aza sendiri,,adik kamu kan mau dianter sama Andri..”
“Ko gitu sih Ma..”
“Ya ga pa-pa sekali-kali kamu pergi sendiri. lagian kan kamu Cuma numpang lewat aza  ke SMA Intan. N bukannya kamu pergi aza sama Bila sih??”
“Males Ma!”
“Ma, Pa, Tan berangkat dulu ya!!”
Hati-hati,,
Ok,,
L L L
Mereka sampai di sekolah pukul tujuh kurang 15 menit dan itu berarti ada waktu 15 menit sebelum bel masuk.
“Tan, sebelum masuk kelas, temani aku ke kantin ya.. Aku pingin sarapan?!”pinta Andri saat turun dari motor.
“kamu belum sarapan??”
“Belum?!”
“Trus kenapa tadi kamu ngga makan di rumah aku aza sih??”
“Ngga ah,, kan malu?! Anter ya??”
“Ya udah,, yukk?!”
Namun sebelum mereka beranjak dari tempat parker, Bila mendekati Intan dan berniat untuk berbicara kepada Intan.
“Tan, aku pingin ngomong sama kamu.”
“Sorry Bil, aku sedang ada urusan sama Andri.”
“Tapi Tan, please aku pingin ngomong serius sama kamu.”
“Ok, tapi jangan sekarang?? kalau mau nanti waktu istirahat?!”
“Thank tan?!”
“Yukk,, Dri?!”ajak Intan kepada andri yang dari tadi hanya bengong mendengarkan percakapan Intan dan Bila.
“Tan, kamu kenapa sich??? Ko gitu banget sama Bila???” Tanya andri setelah jauh dari Bila.
“Gitu gimana sich??”
“Iya, kamu tuh kayak menghindar dari Bila..”
“Aku ngga menghindar kok, Cuma ngga pingin ngomong aza..”
“Sama aza tan?!”
“Udah dech,, kamu mau ditemenin sama aku ke kantin atau mau aku tinggalin??”
“Iya, aku mau ditemenin sama kamu.”
L L L
Bel istirahat berbunyi dan itu berarti bahwa itu adalah waktu yang dijanjikan oleh Intan sudah tiba. Intan keluar dari kelasnya, dan ternyata di luar Bila sudah menunggunya. Intan menghampiri Bila dan berpendapat untuk berbicara di taman sekolah.
“Bil, ada apa sich??” tanya Intan memulai pembicaraan mereka.
“Gini Tan, aku pingin kita baikan kayak dulu lagi, aku ngga mau kamu marah dan menghindar terus dari aku setelah kejadian kemarin. aku mau kita jadi sahabatan lagi.” jelas Bila.
“It’s ok kita baikan tapi kalau untuk jadi sahabat kayak dulu mungkin aku susah. Mungkin suatu saat nanti kita bisa bersahabat lagi. Terlalu sulit buat aku untuk menjadi sahabat orang yang ngga percaya sama kita.”
“Baik, aku tunggu saat itu. Aku ngga mau kehilangan sahabat seperti kamu.”
“Ok,, aku pergi ke kelas duluan. Aku masih ada keperluan.”
Kemudian Intan kembali ke kelasnya, namun ketika mau memasuki pintu kelas, Intan mendengar namanya dipanggil. Dan ternyata yang memanggilnya itu adalah NITA.
“Sorry tan, aku ada perlu sama kamu. Kamu bisa ikut aku sebentar???”
“Mau Kemana sih Nit??”
“Ikut aza dech.”
Kemudian mereka pergi ke gerbang depan dan disana sudah ada Mamanya Nita. Intan sedikit kaget melihat Mamanya Nita ada di sekolah. Tapi dia berusaha bersikap wajar untuk menyembunyikan sikap tegang yang timbul dalam dirinya.
“Ma,, kok ada di sekolah?? Ma, ada perlu penting ya sama Intan sampe-sampe datang ke sekolah gini.”
“Iya,, ma ada perlu sama kamu?! mama langsung ke pokoknya aza ya???”
“Silahkan Ma?!”
“Ok,, Tan mama mau Tanya sama kamu. Kenapa kamu ngga cerita sama Mama dan Nita kalau Adit jadian sama Bila?? Dan kenapa kamu ngga ngasih tau itu saat Bila datang ke rumah???”
“Maaf  Ma, Intan ngga bermaksud begitu. Intan pengen ngasih tau ke mama dan juga Nita tapi Intan ngga tau caranya harus gimana.  Intan ngga mau mama dan Nita sakit hati gara-gara Ka adit. Nita dan Mama udah berjuang buat mempertahankan hubungan Ka Adit sama Nita yang terhalang oleh perjodohan yang dilakukan neneknya Nita.  Tapi Kak Adit juga ngga salah-salah banget karena kak adit juga kan udah putus sama Nita. Walaupun itu dengan kata-kata yang membuat Nita sakit. Dan karena itu, Intan ngga mau menambah sakit hati Nita akibat Kak Adit juga yang jadian sama bila. dan….” sebelum selesai Intan mengungkapkan alasannya, mamanya Nita memotongnya.
“Cukup Tan, mama ngga mau denger alasan kamu. Kamu udah  buat mama dan Nita kecewa sama kamu.”
“Sekali lagi maaf ma,, Intan ngga bermaksud begitu.”
“Tapi Mama ngga bisa maafin kamu, Tan…”
“Tapi Ma...” ucap Intan bersamaan dengan Nita.
“Nit,, kamu pulang sekarang juga. Ikut mama pulang dan jangan sekali-kali lagi kamu bersahabat dengan orang yang ngga jujur dan membohongi kamu.” ucap Mama Nita sambil meninggalkan Intan yang sedang menangis.
Setelah dia berhenti menangis dan mengusap air matanya, Kemudian Intan kembali ke kelasnya . Dan seperti tadi sebelum dia masuk kelasnya, namanya dipanggil dan yang memangilnya adalah ANDRI.
“Tan… tan….” panggil Andri.
“Apa sich Dri??? Kamu berisik banget sich???”
“Kamu darimana sich?? Tadi aku cari kamu ke kelas tapi teman sekelas kamu bilang kalau kamu pergi sama Nita. Kamu habis ngapain sich sama Nita???” Tanya Andri penasaran.
”Bukan urusan kamu?!” ucap Intan sambil meninggalkan Andri.
“Tan, tunggu…”
Sebelum sempat mengejar Intan, bel berbunyi dan itu berarti kalau Andri harus kembali ke kelasnya.
L L L
Bel pulang sekolah berbunyi, dan Andri cepat-cepat keluar dari kelasnya untuk menemui Intan yang tadi mengacuhkannya. andri melihat Intan sudah keluar dari kelas dan menuju gerbang depan. andri cepat-cepat membawa motornya di parkiran dan menyusul Intan.
“Tan,, pulang bareng yukk???”
“Ngga,, makasih!!”
“Kenapa sih tan??? Dari tadi kamu cuek banget sama aku.. Emangnya aku salah apa sama kamu??” tanya Andri penasaran.
“Kamu ngga salah apa-apa kok..”
“Ya kalau aku ngga salah, kenapa kamu cuekin aku. Aku paling ngga mau dan ngga suka dicuekin gini. Aku teman kamu atau bukan sich???”
“Ya iyalah , kamu teman aku. Aku Cuma lagi ngga pingin ngomong dan ngebahas masalah apapun.”
“Ok, tapi kamu pulang sama aku ya?? kamu kan ngga dijemput…”
“Ngga tau ya?!”
“Ayolah!!! Cepet naik?!” paksa Andri.
Akhirnya Intan naik motor Andri dengan sedikit terpaksa. Andri mulai bertanya lagi kepada Intan tentang masalahnya. Tapi Andri tak mendapatkan jawaban apapun dari Intan. Dan hal itu membuat dia sedikit kecewa dan dia berniat untuk membuka rahasia yang disembunyikan Intan itu di tempat yang membuat Intan nyaman dan bersikap jujur kepadanya, yaitu Pantai. Kemudian Andri memberhentikan motor di pantai yang biasa Intan datangi. Dan itu menjadi pertanyaan bagi Intan.
“Dri,, kok kita berhenti disini sich?? Kita kan mau pulang. Kita mau ngapain sich disini??”
“Maaf Tan,, kamu harus jujur dulu sama aku,, apa yang kamu sembunyikan dari aku??”
“Tapi aku ngga bisa Dri?!”
“Kamu harus bisa, kamu harus jujur sama aku.”
“Ok kalau kamu mau gitu,, mama Nita dan Nita nemuin aku, dan mereka marah-marah sama aku. Puas???” ucap Intan sambil menahan tangisnya.
Kemudian Andri mengajaknya duduk dan menceitakan semua yang dia alami hari itu. setelah semua sedikit reda. Andri mengajak Intan pulang. Dan sesampainya di rumah Intan, ternyata Adit sudah menunggunya. Adit mencegah Intan masuk ke rumah karena dia ingin berbicara dulu dengan Intan.
“Tan, please jangan masuk dulu…”
“Maaf ka, Intan pusing, Intan capek. Intan mau istirahat.”
“Tapi Tan….”
Sebelum selesai Adit berbicara, Andri memotong pembicaraannya dan menyuruh Intan masuk ke rumah. Dan itu membuat Adit kesal dan bertanya-tanya.
“Eh, kenapa sich loe??? Gue kan nyuruh adik gue buat diem dulu disini, tapi kenapa loe larang, hah???”
“Sorry Dit, adik loe hari ini terlalu banyak beban.. Dia sudah tersiksa.. Loe jangan nambah beban dia lagi.” jelas Andri.
“Ada apa sich sebenarnya??”
“Dia dilabrak dan dimarahi habis-habisan sama Nita dan mamanya. Dit, adik loe tuh udah berjuang dan berusaha tegar buat loe?? Dia selalu berfikir kalau ini semua salah dia,.. Dan gara-gara masalah loe, dia hutang jawaban sama gue.”jelas Andri.
Adit kaget mendengar semua perkataan Andri dan akhirnya Adit berniat untuk mengakhiri itu semua dengan mendatangi rumah Nita.
L L L
Akhirnya malam itu juga, Adit mendatangi rumah Nita ditemani Andri. Dia sedikit malu dan canggung datang lagi ke rumah itu. Rumah mantan pacarnya.. Tapi demi adiknya, dia mau melakukan itu semua karena baginya itu tak berarti dengan pengorbanan adiknya.
“Ma,,Adit mau bicara sama mama??? Please mama jangan marah dulu..”
“kamu mau bicara apa lagi sich Dit???”
“Ma, please mama jangan marah sama Intan, dia ngga salah. Adit yang salah, Ma.. Mama harusnya marah sama Adit dan mama seharusnya marahin Adit bukan Intan. Dia ngga tau apa-apa, Ma atas masalah ini. Dia hanya pihak luar yang terbawa-bawa oleh masalah ini. Dia udah terlalu berat menanggung masalah Adit. Masalah dari dulu sampai sekarang. Masalah tentang Nita dan juga Bila. Dia juga punya masalah sendiri, Ma. Dan kita semua udah nambah masalah dia. Maaf Ma,, kalau Adit lancang sama mama?? Adit nerima kalau Adit salah tapi maafin Adit.”
“Dit, mama ngga bisa maafin kamu.”
“Ngga apa-apa kalau mama ngga bisa maafin Adit tapi please jangan marah sama Intan. Dan please Nita juga bisa kembali berteman dengan Intan?? emang kita ngga bisa kembali seperti dulu tapi please jangan sampai persahabatan kamu sama Intan hancur seperti hubungan kita.. Kamu ngerti kan Nit???” Tanya Adit kepada Nita.
“Ok, Dit. Aku pasti jadi teman dia lagi karena tetep bagi aku dia adalah sahabat dan teman baikku.” jawab Nita.
“Eh ya, bilangin juga ke Intan aku dan mama minta maaf atas kejadian tadi siang.” lanjut Nita.
“Ok, pasti aku bilangin. Makasih Ma,, makasih Nit.”
“Sama-sama.” jawab Nita dan mamanya bersamaan.
“Ya udah Ma, Dit pamit dulu. Udah malam banget.” ucap Adit sambil keluar rumah Nita bersama Andri.
L L L
Keesokan paginya, Adit mengajak Intan pergi ke pantai karena hari itu Adit tak ada kuliah dan Intan libur. Selain mengajak Intan, Adit juga mengajak Andri dan Bila. Mereka pergi dengan mobil Andri. Sesampainya di pantai, Adit meminta dulu waktu kepada Intan untuk berbicara dengannya tentang masalah Adit.
“Tan, kenapa kamu ngga bilang sich kalau kamu dimarahin sama Nita dan Mamanya??” Tanya Adit memulai pembicaraan mereka.
“Buat apa ka??? Toh itu ngga ada gunanya..”
“Kamu kok bilang gitu sich??”
“Emang,, semua nyalahin aku, Ka. Intan heran Ka,, APAKAH SEMUA SALAH INTAN??? Sampe-sampe semua nyalahin ke Intan.”
“Bukan Tan, kamu ngga salah apa-apa, yang salah adalah kakak. Kakak ngga ngerti perasaan kamu. Dan takdir mempermainkan kita. Maafin kaka Tan??”
Intan hanya diam. Terlalu sulit buat dia untuk memikirkan masalah yang  dihadapi..
“Kaka ngerti kamu  pasti kecewa, kesal, marah sama Kaka. Tapi please maafin Kaka???tambah Adit.
“Intan ngga marah kok sama Kaka, Intan Cuma syok dan ngga ngerti semua masalah ini..”
“Ya udah, sekarang Tan jangan mikirin lagi masalah Kaka ya, biar kaka yang menyelesaikan masalah ini karena ini masalah Kaka sama pacar dan mantan Kaka,, bener ngga??? Kamu sekarang harus mikirin masalah kamu sendiri..”
“Masalah apa Kak?? Perasaan Intan ngga punya masalah selain masalah itu dech???”
“Tuh,,” tunjuk Adit kepada Andri.
“Andri??? Maksud Kaka???”
“Bukannya kamu hutang jawaban sama dia. Dia nunggu jawaban kamu tuh dan sebenarnya acara ini tuh ide dia lho?!”
“Kaka tau darimana???” Tanya Intan dengan malu
“Dari dia sendiri, waktu nyeritain masalah kamu.”
“Aduh Ka,, Intan harus gimana nih???”
“Ya hadapin aza. Kasihan tau,, dia udah naksir kamu dari kecil.”
“Kaka kok gitu sich…”
“Kamu harus bisa ngadepin masalah kamu sendiri dong!!! Masa masalah kaka bisa kamu hadapin sedangkan masalah sendiri ngga??? Dri,, sini…” panggil Adit kepada Andri yang dari tadi membereskan tempat untuk makan bersama Bila.
“Ada apa??” Tanya Andri sambil menghampiri mereka berdua yang dari tadi berada di dekat mobil.
“Adik gue nih, mau ngasih jawaban ke loe?!”
“Kaka???” ucap Intan dengan wajah merah.
“Ya udah, gue tinggal ya…Good Luck  ya Dri…” ucap Adit sambil meninggalkan mereka berdua dan dia mendekati pacarnya, Bila.
“Tan, bener kamu mau ngasih jawaban ke aku??” Tanya Andri sepeninggal Adit.
“Jawaban apa?? Perasaan kamu ngga pernah nembak aku dech??”
“Pernah tau, 2 kali malah. waktu di pantai ini dan di pesan yang aku kirim. Bener dong, kamu ngasih jawaban ke aku???” 
“E…e.. gimana ya???”
“Jawab aza Tan,, ditolak juga ngga apa-apa sih?!” ucap Andri dengan malunya.
“…..”
“Tan, jawab dong?? Kan masalah kamu udah beres…” paksa Andri.
“Tapi aku…”
“Kenapa???”
“Aku juga suka Andri…” jawab Intan dengan malu.
“Hah,,bener Tan??? Makasih ya?!! Makasih banget..” ucap Andri dengan tak percaya dan saking senangnya ia mencium punggung tangan intan beberapa kali.
“Udah dong Dri, malu tau sama Ka Adit.”
“Ngga apa-apa dong.”
Namun rasa senang Andri begitu besar sampai-sampai dia memboyong Intan dan membawanya lari di Pantai. Begitu juga dengan Intan, baginya kebahagian ini mengganti hari-hari Intan yang kelabu, hari-hari sedih yang telah lalu. Seperti peribahasa “Dunia ini akan selalu berputar”.  



0 komentar:

Posting Komentar

 

Life is an Adventure Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea